5 Wihara Tertua di Jakarta yang Cocok untuk Destinasi Wisata Sejarah

Cari tempat liburan di Jakarta, tak ada salahnya untuk mengunjungi sejumlah wihara tertua. Terlebih, wihara di Jakarta mempunyai sejarah yang kuat sejak era Batavia sampai saat ini sehingga cocok menjadi pilihan wisata religi dan sejarah.

Datang ke wihara, kamu bisa menyaksikan secara langsung aktivitas peribadatan maupun cerita sejarah di belakangnya. Arsitektur bangunan yang khas juga kerap menjadi daya tarik bagi para turis yang datang.

Tertarik untuk menjadikan wihara tertua di Jakarta sebagai destinasi wisata yang ingin dikunjungi? Simak terus artikel ini untuk mengetahui daftar lengkapnya!

Daftar Wihara Tertua di Jakarta

Berusia ratusan tahun, wihara tertua di Jakarta berikut ini memberikan kamu pengalaman luar biasa saat menjelajahinya!

1. Wihara Dharma Bhakti

Wihara Dharma Bakti menjadi salah satu saksi bisu peristiwa Geger Pecinan yang terjadi pada tahun 1740. Pasalnya, wihara turut terbakar dalam salah satu peristiwa kelam di zamannya itu.

Dibangun oleh Letnan Gui Xun-Guan pada tahun 1650, Wihara Dharma Bhakti pun menjadi yang tertua di Jakarta. Hingga saat ini, tempat peribadatan umat Buddha itu masih aktif digunakan.

Datang ke sini, kamu bisa melihat patung Dewi Kwan Im yang berdiri gagah. Patung ini pula yang menjadi daya tarik wisatawan saat mengunjungi wihara yang berada di kawasan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat.

2. Wihara Dharma Jaya Toasebio

Masih berada di kawasan Petak Sembilan, Glodok, terdapat wihara tertua lainnya di Jakarta dengan nama Toasebio atau Dharma Jaya. Tempat ini pun turut menjadi saksi bisu peristiwa Geger Pecinan tahun 1740.

Walau sudah berusia ratusan tahun, namun sejumlah bagian asli bangunan masih dipertahankan. Salah satunya adalah ornamen ukiran kayu melingkar yang dapat ditemukan di bagian depan wihara.

Selain itu, empat tiang kayu penyangga pada wihara ini juga tidak pernah mengalami renovasi sehingga terjaga keasliannya.

3.  Wihara Lalitavistara

Lalitavistara merupakan nama yang diambil dari kitab suci agama Buddha. Kitab ini menceritakan tentang perjalanan hidup Sidharta Gautama dari sejak ia lahir, mendapatkan pencerahan menjadi Budha, sampai meninggal.

Berada di Cilincing, Jakarta Utara, wihara ini diyakini menjadi salah satu yang tertua dan dibangun pada abad ke-16. Salah satu ciri khas yang juga menjadi daya tarik tempat ini adalah keberadaan stupa emas seperti di Candi Borobudur.

4. Wihara Bahtera Bakti

Wihara Bahtera Bhakti berkaitan dari kisah Laksamana Cheng Ho kala ia singgah di kawasan Ancol. Wihara ini merupakan tempat penghormatan Sampo Soei Soe, juru masak Laksamana Cheng Ho yang menikahi gadis lokasl dan menetap di Ancol.

Sejak pertama kali dibangun, wihara ini sudah mengalami tiga kali perubahan nama. Adapun beberapa nama yang sempat digunakan antara lain Kelenteng Da Bo Gong, Kelenteng Ancol, hingga yang digunakan saat ini yaitu Wihara Bahtera Bhakti.

Jika masuk ke dalam wihara, kamu akan menemukan ruang khusus yang digunakan untuk mendoakan Sampo Soei Soe dan istrinya, Siti Wati. Selain umat Buddha, pemeluk agama lain juga kerap datang ke tempat ini baik untuk berziarah maupun sekadar berkunjung.

5. Wihara Dharma Jaya Sin Tek Bio

Berdiri sejak tahun 1698, wihara ini dibangun oleh para petani Tionghoa yang tinggal di bantaran kali Ciliwung dekat Pasar Baru. Namun begitu, wihara ini dulunya berbentuk kelenteng yang kemudian diubah seiring adanya sentimen politik Tionghoa era Orde Baru.

Ada ratusan patung dewa yang bisa kamu temukan jika datang ke tempat ini. Walau lokasinya berada di gang kecil, namun Wihara Dharma Jaya telah lama dikenal sebagai salah satu tujuan wisata di Jakarta Pusat.

Selain daftar wihara di atas, kamu juga bisa memperdalam informasi mengenai wihara lainnya di situs Indonesia Kaya. Apa kamu tertarik menjadikan beberapa wihara tertua di atas sebagai destinasi wisata?

Tinggalkan komentar